Fokus Perhatian Pengembangan Masyarakat

Foreword


Secara garis besar, pekerjaan social melibatkan intervensi atau penanganan masalah pada dua aras atau tingkatan, yakni tingkat mikro (individu, keluarga, kelompok) dan makro (oragnisasi dan masyarakat) keterkaitan anatara dua tingkatan tersebut merupakan jantungnya praktek pekerjaan social. Karenanya, selain dituntut untuk memiliki pengalaman mengenai penanganan masalah yang dialami indivdu, keluarga dan kelompok, pekerja social juga perlu memiliki pengalaman mengenai metode atau strategi dalam melakukan perubahan oraganisasi, masyarakat, dan kebijakan.
Pengembangan masyarakat ( community development) merupakan slaah satu metode atau pendekatan inti yang menunjukan keunikan pekerjaan social dan membedakan profesi ini dengan profesi kemanusiaan lainnya. Banyak disiplin mengklaim memiliki keahlian dalam bekerja dengan individu, keluarga dan kelompok. Namun, hanya sedikit profesi yang memfokuskan pada keberfungsian klien dalam konteks organisasi, masyarakat dan kebijakan. Salah satunya adalah pekerjaan sosial ( Netting, Kettner, dan McMurrty). Pengembangan masyarakat beberapa nama lain seperti, Pengorganisasian Masyarakat (community organization), Pekerjaan Kemasyarakatan( community work ), Pekerjaan Sosial dengan Masyarakat (Social Work with Community), dan Praktek Pekerjaan Social Makro (Social Work Macro Practice). Melihat tujuan dan pendektaan yang digunakannya, pengembangan masyarakat bisa disebut juga sebgaia terapi kemasyarkatan (community terapi) atau intervensi komunitas ( community intervention). (Ife, 1998; Suharto 2005)


Fokus Perhatian Pengembangan Masyarakat

Pengembangan masyarakat pada dasarnya merupakan strategi perubahan social terencana yang secara professional didesain untuk mengatasi masalah atau memenuhi kebutuhan pada tingkat komunitas. Praktek pekerjaan social pada tingkat makro ini diddasari oleh berbagai model dan pendekatan serta beroperasi sejalan dengan pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan pekerjaan social. Kegiatan-kegiatan pengembangan masyarakat beroperasi melebihi pendekatan-pendekatan individu dan kelompok, meskipun sering kali didasari oleh kebutuhan-kebutuhan, masalah-masalah, dan isu-isu yang berkaitan dengan kehidupan individu dan kelompok. 
Tiga focus perhatian pengembangan masyarakat yaitu masalah, populasi, dan arena. Tiga aspek tersebut dapat digunakan sebagai unit analisis bagi para pekerja osial dalam mengidentifikasi dan mempelajari kebutuhan akan perubahan dan karenanya dapat dijadikan patokan dalam merumuskan solusi. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan berdasarkan ketiga unit analisis tersebut pada intinya melibatkan dua kegiatan utama, yakni mempelajari leiteratur dan memewancari populasi yang terkena masalah ( Netting, Kettmer, dan McMurrtry)
 
a). Populasi
Populasi sasaran dapat diartikan sebagai individu-individu, keluarga dan atau kelompok yang mengalami masalah atau memiliki kebutuhan dan dipertimbangkan memperoleh jaminan atau keuntungan dari adanya perubahan masyarakat/organisasi.
Kelompok populasi sasaran dapat dikelompokkan berdasarkan karakteristik, sebagai berikut :
a.       Distribusi Usia
b.      Karakteristik  sosial ekonomi, etnik, dan agama
c.       Keanggotaan (afiliasi) politik dan organisasi.
Pemahaman mengenai populasi yang terkena maslaah merupakan aspek penting dalam menyusun progam yang akan ditetapkan. Mengapa beberapa kelompok dalam masyarakat lebih senang diberi modal financial untuk usaha kecil, sementara kelompok lainnya lebih bergairah jika ditawakan pelatihan-pelatihan keterampilan hidup (life skill) atau pengembangan kebudayaan local. Kelompok masyarakat yang lain lagi lebih merasa berharga jika disekitarnya dibandung fasiloitas endidikan prasekolah, klinik kesehatan ibu dan anak, atau fasilitas umum seperti jalan, sarana air bersih, lapangan olahraga. Kepentingan-kepentingan masyarakat tersebut selain snagat dipengaruhi oleh karakteristik sosio-kultural masyarakat yang bersangkutan juga oleh tingkat pendidikan, keragaman usia dan jenis kelamin, serta akses mereka terhadap informasi dari dunia luar.
Pada banyak kasus sebuah populasi merupakan bagian dari perumusan focus masalah. Sebagai contoh, memfokuskan masalah pada persoalan pengangguran dikalangan remaja akan dengan sendirinya memperjelas populasi sasaran,yakni remaja laki-laki dan perempuan yang berusia antara 18 – 25 tahun. Masalah ketelantaran dikalangan orang lanjut usia juga akan memperjelas populasi sasaran, yakni terhadap mereka yang telah berusia diatas 60tahun yang umumnya memilki kondisi ekonomi rentan dan tidak memiliki sanak keluarga.

Ada beberapa tugas  yang perlu dilakukan pekerja sosial dalam memahami dan menganalisis populasi, antara lain:
1.        Pelajari literature dan dokumen-dokumen yang relevan mengenai populasi sasaran yang khususnya terkena dampak langsung oleh masalah yang teridentifikasi
2.        Pahami berbagai pandangan mengenai populasi. Pemahaman komprehensif terhadap populasi memerlukan beragam perspektif mengenai karakteristik populasi tersebut. Hal ini bisa dicapai anatara lain melalui penelitian atau keterlibatan langsung dengan masyarakat yang bersangkutan, bekerja sama dengan orang-orang yang memiliki pengalaman luas tentang masyarakatnya, atau mempelajari literatur mengenai masyarakat yang bersangkutan.
                    3.        Pilih atau tentukan beberapa factor yang dianggap paling berpengaruh dalam memahami populasi sasaran

b).  Arena (masyarakat dan organisasi)
Arena diartikan sebagai setting/ajang/kancah/ranah bagi seorang Pekerja Sosial untuk melakukan intervensi/ praktik makro. Perubahan dilakukan pada tingkat/level masyarakat sehingga diperlukan studi sistemik yang dirancang untuk menghasilkan pemahaman yang menyeluruh terhadap faktor-faktor yang ada dalam masyarakat.
Ada beberapa tugas  yang perlu dilakukan pekerja sosial dalam memahami dan menganalisis arena, antara lain:
a.   Pelajari literatur untuk menggambarkan aspek-aspek demografis dan data lainnya mengenai organisasi atau masyarakat, menciptakan peta masyarakat yang bermanfaat, menghimpun data tentang masalah atau kebutuhan bagaimana masalah dan kebutuhan tersebut direspon oleh organisasi atau masyarakat.
b. Wawancarai mereka yang terkena masalah untuk mengidentifikasi pengalaman-pengalaman masa lalu yang dialami oleh masyarakat atau organisasi dan memahami berbagai pandangan yang berbeda mengenai sebab dan akibat dari satu masalah atau kebutuhan.

c). Masalah
Intervensi makro dilakukan dengan asumsi bahwa dalam organisasi/masyarakat tersebut ada problem yang harus ditangani pemecahannya untuk mendukung pembangunan sosial.
Masalah merupakan sisuasi atau kondisi-kondisi negatif yang disadari dan dirasakan tidak mengenakkan oleh masyarakat, dimana kondisi tersebut telah diidentifikasi dan diberi label karena adanya perubahan perspektif, perubahan posisi politik atau peningkatan kesadaran tentang masalah, sehingga memerlukan kebutuhan akan perubahan dan apabila dianalisa dapat dipecahkan.
Pekerja sosial adalah sebuah profesi yang berorientasi terhadap aksi dan perubahan. Orang yang mempraktekkan pekerjaan sosial memiliki komitmen untuk menjadi agen atau sumber bagi mereka yang berjuang menghadapi beragam masalah atau memerlukan berbagai kebutuhan. Populasi miskin atau rentan seringkali memiliki kapasitas atau control yag terbatas dalam melakukan perubahan-perubahan yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya atau memenuhi kebutuhan yang sangat diperlukannya. Masalah dan kebutuhan muncul dalam berbagai bentuk. Sebagian masalah berbentuk persoalan personal atau keluarga yang dapat dpecahkan dalam konteks individu atau keluarga pula.
Ada tiga tugas utama yang perlu dilakukan dalam memahami dan menganalisis masalah:
1.     Kaji literature mengenai kondisi, masalah, kebutuhan atau kesempatan
2.    Mengumpulkan informasi dan informan kunci yang ada dalam organisasi dan   masyarakat
3.    Pilihlah beberapa factor yang dapat membantu menjelaskan sebab-sebab
utama terjadinya masalah
 

 


Komentar

Postingan Populer