Mobilitas Sosial



Gerakan sosial atau social mobility diartikan sebagai suatu gerak dalam struktur sosial (social structure), yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat-sifat hubungan antara individu dalam kelompok itu dan hubungan antara individu dengan kelompoknya. Misalnya, seorang guru kemudian pindah dan beralih pekerjaan menjadi pemilik toko buku, maka dia melakukan gerak sosial. Apabila seseorang yang semula mendapat gaji bulanan sebesar 1 juta kemudian pindah pekerjaan karena tawaran dengan gaji yang lebih tinggi, maka dia melakukan pula suatu gerakan sosial. Proses tadi tidak saja terbatas pada individu-individu saja, akan tetapi mungkin juga pada kelompok-kelompok sosial, misalnya suatu golongan minoritas dalam masyarakat, berasimilasi dengan golongan mayoritas.

Tipe-tipe gerak sosial terdapat dua macam, yaitu gerak sosial horizontal dan gerak sosial vertical. Dengan gerak sosial yang horizontal dimaksud sebagai suatu peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya, dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Contohnya adalah seseorang yang beralih kewarganegaraan, beralih pekerjaan yang sederajat atau mungkin juga peralihan atau gerak dari obyek-obyek sosial seperti misalnya radio, model pakaian, ideology dan lain sebagainya. Dengan adanya gerak sosial yang horizontal, tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang maupun obyek sosial

Gerak sosial vertical dimaksudkan sebagai perpindahan individu atau obyek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan lainnya, yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya, maka terdapat dua jenis gerak sosial yang vertical, yaitu yang naik (social-climbing) dan yang turun (social-sinking). Gerakan sosial vertical yang naik mempunyai dua bentuk utama , yaitu :

a.       Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi, kedudukan mana telah ada.
b.      Pembentukan suatu kelompok baru, yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi dari kedudukan individu-individu pembentuk kelompok tersebut.
Demikian gerak sosial vertical yang menurun mempunyai dua bentuk utama, yaitu :
a.       Turunnya kedudukan individu ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya.

b.      Turunnya derajat sekelompok individu-individu yang dapat berupa suatu disintegrasi dalam kelompok sebagai kesatuan.

Tujuan Penelitian Gerak Sosial

Para Sosiolog meneliti gerak-gerak sosial terutama untuk mendapatkan keterangan-keterangan perihal kelanggengan dan keluwesan struktur sosial suatu masyarakat tertentu. Dengan perkataan lain, para sosiolog mempunyai perhatian yang khusus terhadap kesulitan-kesulitan yang secara relative dialami oleh individu-individu dan kelompok-kelompok sosial dalam mendapatkan kedudukan yang terpandang oleh masyarakat dan yang merupakan objek dari suatu persaingan. Semakin seimbang kesempatan-kesempatan untuk mendapatkan kedudukan tersebut dan semakin besar gerak sosial, maka itu berarti bahwa sifat system berlapis-lapisan dalam masyarakat semakin terbuka. Pada masyarakat –masyarakat berkasta yang sifatnya tertutup, hampir tak ada gerak sosial yang bertikal, oleh karena kedudukan seseorang telah ditentukan sejak dia lahir. Pekerjaan apa yang dilakukannya, pendidikan apa yang diperolehnya dan seluruh pola-pola hidupnya, telah diketahui  sejak dia dilahirkan, oleh karena stuktur sosial masyarakatnya (kastanya) tidak memberikan peluang-peluang untuk mengadakan perubahan-perubahan.

Dalam system berlapis-lapisan yang bersifat terbuka, kedudukan apa yang hendak dicapai, semuanya terserah pada usaha dan kemampuan si individu. Memmang benar, bahwa anak seorang pengusaha misalnya, mempunyai peluang-peluang yang lebih baik dan lebih besar daripada anak seorang tukang sapu jalanan; akan tetapi kebudayaan dalam masyarakat tidak tertutup kemungkinan-kemungkinan bagi anak si tukang  sapu untuk memperoleh kedudukan yang lebih tinggi dari kedudukan yang semula dipunyainya. Bahka sebaliknya, sifat terbuka dalam system berlapis-lapisan, dapat mendorong dirinya untuk mencapai kedudukan yang lebih tinggi dan lebih terpandang dalam masyarakat. Namun demikian, kenyataan tidaklah seideal itu, oleh karena dalam masyarakat tertentu ada hambatan-hambatan dan kesulitan-kesulitan misalnya dari birokrasi (dalam arti yang kurang baik) soal biaya, kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat dan lain sebagainya.

Geraka sosial yang horizontal seperti misalnya pindah pekerjaan yang sederajat, perpindahan penduduk (urbanisasi, transmigrasi dan sebagainya) tidak akan dibicarakan secara panjang karena gerak sosial yang vertical lebih penting dijadikan landasan dalam pembangunan. Betatapun terbukanya system berlapis-lapis dalam suatu masyarakat tak mungkin gerak sosial yang vertical dilakukan dengan sebebas-bebasnya sedikit banyaknya aka nada hambatan-hambatan. Apabila proses gerak sosial termaksud dapat dilakukan dengan sebebas-bebasnya, tak mungkin ada stratifikasi sosial yang menjadi cirri yang tetap dan umum dari setiap masyarakat. Keadaan tersebut dapat diibaratkan sebagai gedung bertingkat yang sama sekali tidak mempunyai batas-batas yang memisahkan lantai yang rendah dengan lantai berikutnya yang lebih tinggi.

Berdasarkan bahan-bahan sejarah, khususnya dalam gerak sosial vertical yang disebabkan faktor-faktor ekonomi, politik dan pekerjaan, tak ada kecenderungan yang kontinu perihal bertambah atau berkurangnya laju gerak sosial. Hal ini berlaku bagi suatu negara, lembaga sosial yang besar dan juga bagi sejarah manusia.

Komentar

Postingan Populer