Prinsip-Prinsip Praktik Pekerja Sosial Makro
a)
Prinsip-prinsip ekologis
Prinsip ekologis digunakan sebagai landasan
pengembangan masyarakat karena
menginformasikan pengembangan masyarakat dalam bentuk yang lebih berorientasi
pada proses, dan memiliki implikasi yang signifikan untuk kerja masyarakat yang
efektif.
1.
Holisme
Prinsip holisme mensyaratkan bahwa setiap kejadian
atau fenomena harus dilihat sebagai bagian dari suatu keseluruhan, dan bahwa
hal itu hanya dapat dimengerti secara benar dengan mengacu kepada setiap bagian
lain dari sistem yang besar. Holisme digunakan pada tingkat analisis, maupun
pada tingkat praktik. Dalam ketentuan analisis, istilah holisme
dapat diringkas dengan ide bahwa segala sesuatu berhubungan dengan sesuatu yang
lain, dan oleh sebab itu, sangat penting untuk menggunakan perspektif sistemik
yang luas dalam memahami isu, problem, atau proses apa pun.
2.
Berkelanjutan/Sustanaibilitas
Prinsip berkelanjutan berarti
bahwa sistem-sistem harus mampu dipertahankan dalam jangka panjang, bahwa
sumber daya seharusnya digunakan hanya pada laju yang ia dapat dipulihkan,
bahwa sumber-sumber energi terbaru harus dimanfaatkan, bahwa akibat kepada
lingkungan seharusnya dibatasi pada tingkat yang menyerap akibat secara
memadai, bahwa konsumsi harus diminimumkan bukan dimaksimumkan.
3.
Keanekaragaman
Dengan keanekaragaman, suatu gangguan yang terjadi
pada sebuah sistem atau organisme tidak mesti membawa kehancuran pada
keseluruhannya. Keanekaragaman di dalam masyarakat menekankan pentingnya
struktur dan proses yang inklusi di dalam masyarakat tersebut, sehingga
masyarakat dapat mengokohkan dan merayakan tidak hanya perbedaan yang
dimilikinya sendiri dari masyarakat lainnya, tetapi juga perbedaan-perbedaan di
dalam masyarakat itu sendiri.
4.
Keseimbangan
Keseimbangan menekankan pentingnya hubungan antara
sistem-sistem dan kebutuhan untuk menjaga suatu kesetimbangan (balance) di
antara sistem sistem tersebut. Bidang ekonomi, sosial, politik, budaya,
lingkungan dan pengembangan personal/spiritual kesemuanya menunjukkan aspek
esensial dari kehidupan masyarakat (Suzuki & McConnell, 1997).
5.
Perkembangan
Organik
Prinsip perkembangan organik ini menganggap bahwa
suatu masyarakat pada dasarnya bersifat organik (seperti tanaman) bukan
mekanistik (mesin). Maksudnya, proses pengembangan masyarakat itu tidaklah
mudah. Tetapi harus memperhitungkan berbagai macam faktor lingkungan.
b)
Prinsip-prinsip Keadilan Sosial dan Hak Asasi
Manusia (HAM)
Prinsip keadilan sosial dan HAM ini dibentuk untuk memasukkan gagasan bahwa
pengembangan masyarakat tidak hanya bekerja untuk mewujudkan dunia yang lebih
dapat bertahan lama tetapi juga dunia yang lebih adil. Prinsip-prinsip
keadilan meliputi :
6.
Mengatasi
struktur yang merugikan
Pengembangan
masyarakat diharapkan sesuai dengan perspektif keadilan sosial dan HAM yang
harus selalu memperhatikan penindasan.
Tugas demikian
mengharuskan seorang pekerja masyarakat agar mengetahui cara kompleks, gender
dan ras/etnis, melalui media, sistem pendidikan, struktur organisasi, jaminan
sosial, bahasa, ekonomi, pasar, dan iklan.
Aspek penting lain dalam memperhatikan kelemahan
struktural yaitu hubungan penting antara aspek personal dan politik, individu
dan struktural, atau persoalan pribadi dan umum. Kelemahan struktural ini hanya
terjadi ketika hubungan tersebut dibuat sehingga kebutuhan problem, aspiasi,
penderitaan dan prestasi dapat diwujudkan ke dalam aksi level masyarakat yang
afektif.
7.
Mengatasi
wacana-wacana yang merugikan
Perspektif ini bukan struktur-struktur kekuasaan,
melainkan wacana kekuasaan yang diperhatikan secara khusus. Jika relasi
kekuasaan didefinisikan dalam wacana kekuasaan yang berubah terus menerus, dan
jika wacana ini kemudian menjadi cara untuk menggunakan dan mengabdikan
kekuasaan (Foucault, 1972), penting bagi pengembangan masyarakat untuk
mengungkap wacana kekuasaan maupun struktur-struktur kekuasaan. Memengaruhi
wacana kekuasaan dapat dilakukan dalam cara-cara yang berbeda, tergantung
konteks, tetapi dari suatu perspektif post-struktural, ini merupakan kemampuan
untuk mengartikulasi suatu visi alternatif, dan untuk membuatnya tervalidasi
dalam wacana dominan, hal itu terletak pada keinginan untuk pemberdayaan
masyarakat.
8.
Pemberdayaan
Pemberdayaan seharusnya menjadi tujuan dari semua
bentuk pengembangan masyarakat. Pemberdayaan berarti menyediakan sumber daya,
kesempatan, kosa kata, pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan
kemampuan mereka untuk menentukan masa depan mereka sendiri, dan untuk berpartisipasi
serta memengaruhi kehidupan masyarakatnya.
Suatu strategi pemberdayaan yang sempurna
mensyaratkan bahwa rintangan bagi orang-orang yang menjalankan kekuasaan dapat
dipahami, diarahkan dan diatasi. Hambatan-hambatan ini meliputi struktur
penindasan (golongan,gender, dan ras/etnis), bahasa, pendidikan, mobilitas
personal dan dominasi oleh para elit/penguasa dari struktur dan wacana
kekuasaan. Oleh sebab itu, dapat dipahami bahwa pemberdayaan adalah suatu
bentuk perubahan yang radikal, yang akan menjatuhkan struktur-struktur dan
wacana dominasi yang ada.
Program pengembangan masyarakat sangat berbeda-beda
dalam memperhatikan pemberdayaan secara eksplisit. Dalam banyak contoh,
pemberdayaan akan menjadi tujuan tambahan dari proses pembangunan lainnya, bukan
menjadi tujuan yang ditetapkan. Dalam mendorong pemberdayaan, perhatian
haruslah diberikan bukan untuk mengikuti keinginan dalam retorika yang kosong
yang menyatakan bahwa jika kamu menginginkan sesuatu yang cukup sulit dan
bekerja keras kamu akan mendapatkannya. Tidaklah selalu demikian bahwa
orang-orang bisa mendapatkan apapun yang mereka inginkan, begitupun
pemberdayaan semata-mata merupakan persoalan memberi tahu orang-orang bahwa
mereka dapat memiliki kemampuan dan yang harus dilakukan yaitu mencari
kemampuan tersebut.
Memerlukan strategi pemberdayaan yang tepat
sangat memerlukan banyak waktu, energi,
dan komitmen (Liffman, 1978), dan memerlukan perubahan signifikan, yang mungkin
sekali ditentang dan akan membutuhkan perjuangan yang panjang dan keras.
9.
Hak asasi
manusia
Suatu pemahaman dan komitmen terhadap HAM yang
fundamental merupakan suatu prinsip yang mendasar dan sentral dalam
pengembangan masyarakat. Deklarasi HAM sedunia serta kesepakatan lainnya,
seperti perjanjian PBB tentang HAM telah mempertegas pentingnya HAM. Hak Asasi Manusia penting bagi kerja masyarakat baik dalam
pengertian negatif (perlindungan hak asasi manusia) maupu pengertian positif (promosi mengenai hak
asasi manusia). Dalam pengertian negatif, sangat diperlukan bahwa proyek
pengembangan masyarakat selaras dengan prinsip-prinsip dasar hak asasi manusia.
Hak asasi manusia sebagaiman didefinisikan dalam dokumen PBB dimaksudkan untuk
diterapkan dalam keputusan-keputusan dan praktik negara berbangsa, tetapi
hak-hak asasi manusia tersebut hanya diberlakukan untuk masyarakat.
Dalam pengertian yang lebih positif, pencapaian dari
cita-cita Deklarasi se-dunia tentang Hak Asasi Manusia dapat digunakan sebagai
tujuan untuk pengembangan masyarakat. Hak untuk standar hidup yang layak, hak
untuk pendidikan, hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat yang
berbudaya, hak untuk ikut serta dalam pembuatan keputusan yang memengaruhi
masyarakat, hak untuk menentukan nasib sendiri dan hak untuk perlindungan dan
pertolongan keluarga merupakan beberapa hak yang ditetapkan dalam Deklarasi
se-dunia dan perjanjian PBB, yang akan menjadi fokus untuk aktivitas
pengembangan masyarakat di negara-negara baik dari dunia minoritas maupun yang
mayoritas.
10.
Definisi
kebutuhan
Ada dua prinsip
dasar dalam kerja masyarakat yang berkaitan dengan kebutuhan yang harus
diidentifikasi.
Pertama, yaitu
bahwa pengembangan masyarakat seharusnya mencoba menghasilkan kesepakatan di
antara berbagai pendefinisi kebutuhan (need-definers) yang diidentifikasi,
yakni populasi secara keseluruhan, para pengguna layanan, penyedia layanan dan
peneliti.
Prinsip kedua yaitu bahwa definisi kebutuhan dari
orang-orang (contohnya anggota masyarakat) yang seharusnya lebih diutamakan
selama prinsip ekologi dan keadilan sosial/hak-hak asasi manusia tidak bisa
dikompromikan, meskipun definisi kebutuhan dari orang lain juga sangat penting.
Fokus penting dari praktik sosial yang sangat mendasar (Fay, 1987) yaitu
mengajak masyarakat berdialog yang akan mengantarkan mereka menjadi lebih memahami
kebutuhan mereka ‘yang sesungguhnya’ (Marcuse, 1964), dan bukan meminta
definisi kebutuhan dibuat orang lain. Hal ini sangat penting jika praktik kerja
masyarakat diharapkan ingin membebaskan dan memberdayakan, bukan sebaliknya.
Pengembangan masyarakat didefinisikan sebagai
membantu masyarakat untuk memahami kebutuhan mereka dan oleh karena itu
berupaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk mencapai pemenuhan kebutuhan
ini, masyarakat sendirilah yang harus memiliki dan menguasai proses
‘penaksiran’ dan definisi kebutuhan yang sesuai dengan perspektif ekologis dan
keadilan sosial/hak asasi manusia.
¥ Menghargai yang
Lokal
Prinsip-prinsip yang dinyatakan oleh ide perubahan
dari bawah, atau pembangunan ‘bottom-up’, merupakan bagian terpenting dari
gagasan pengembangan masyarakat. Prinsip-prinsip tersebut sering bertentangan
dengan gagasan yang diterima sebagai benar (taken-for-granted) dari
rasionalitas top-down, perencanaan dan perubahan. Prinsip ini berpusat pada
gagasan tentang penghargaan lokal, bukan mengistimewakan pengetahuan,
keterampilan, proses dan sumber daya yang ‘dipaksakan’ terhadap masyarakat dari
‘atas’.
11. Menghargai pengetahuan lokal
Prinsip menghargai pengetahuan lokal menyatakan
bahwa pengetahuan dan keahlian lokal mungkin menjadi paling bernilai dalam
memberikan informasi tentang pengembangan masyarakat, dan pengetahuan serta
keahlian lokal ini harus diidentifikasi dan diterima, bukan ditempatkan lebih
rendah dari pengetahuan dan keahlian orang dari luar.tentunya ada saat
pengetahuan luar itu diperlukan, tetapi hal ini harus menjadi opsi terakhir,
hanya setelah pengetahuan yang diperlukan dari masyarakat itu tidak tersedia.
12. Menghargai budaya lokal
Globalisasi budaya merampas identitas budaya
masyarakat di seantero dunia. Prinsip menghargai budaya lokal mengharuskan
untuk mengatasi persoalan tersebut, dan bahwa tradisi dan proses budaya lokal
diakui dan didukung sebagai bagian dari proses pengembangan masyarakat. Prinsip
ini tidak dapat diterapkan terlepas dari prinsip lainnya, seperti hak-hak asasi
manusia, sustainabilitas atau kebutuhan untuk menghadapi stuktur dan wacana
yang merugikan.
Budaya sangat esensial untuk identitas lokal, dan
sebuah masyarakat yang tidak menghargai budaya lokalnya menjauhi kesempatan
bagi anggotanya untuk memiliki identitas lokal yang kuat yang sangat penting
bagi pengalaman masyarakat. Penghargaan dan dukungan terhadap budaya lokal,
melalui perkembangan budaya merupakan sebuah komponen esensial dari
pengembangan masyarakat. Budaya juga sangat penting untuk mendorong budaya
lokal yang partisipatif. Budaya yang partisipatif akan cenderung menghargai
budaya lokal, mengingat masyarakat akan mengungkapkan identitas budaya mereka
dalam cara yang disesuaikan dengan konteks lokal.
13. Menghargai sumber daya lokal
Gagasan mengenai menetapkan kebutuhannya sendiri
menyatakan bahwa masyarakat seharusnya berupaya memanfaatkan sumber dayanya
sendiri, bukan mengandalkan dukungan dari luar.
Gagasan ini berupaya memanfaatkan semua bentuk sumber daya-finansial,
teknik, alam dan manusia dan dapat dicapai dengan berbagai cara. Pembangunan
sistem ekonomi yang berbasis lokal seperti LETS merupakan cara yang sangat baik
untuk memanfaatkan sumber daya yang belum dimanfaatkan dan untuk menjamin bahwa
nilai guna tenaga kerja masih tinggal dalam masyarakat.
14. Menghargai keterampilan masyarakat lokal
Sebuah pendekatan pengembangan masyarakat harus
mencoba untuk menghargai dan mengoptimalkan keterampilan-keterampilan ini bukan
meremehkan atau memarjinalkan.
Pekerja masyarakat harus selalu menyadari bahwa
anggota-anggota masyarakat memiliki keterampilan penting dan pada akhirnya
keterampilan-keterampilan tersebut akan menggerakkan proses pengembangan
masyarakat. Sebuah aspek penting dari keterampilan kerja masyarakat, yaitu ide
tentang skill saharing. Ini berarti bahwa pekerja masyarakat dan
anggota-anggota masyarakat tidak saja berupaya untuk menerapkan
keterampilan-keterampilan istimewa mereka, tetapi juga saling melengkapi
keterampilan yang dimiliki. Para pekerja masyarakat juga dapat mempelajari keterampilan-keterampilan
sebagai bagian dari proses; tak diragukan lagi, para anggota masyarakat akan
memiliki banyak keterampilan yang tidak dimiliki oleh pekerja masyarakat, dan
seorang pekerja masyarakat yang baik harus belajar sepanjang waktu. Oleh karena
itu, sebuah pendekatan kerja masyarakat, yang tidak mengistimewakan
keterampilan pekerja melebihi keterampilan-keterampilan masyarakat,
menghasilkan pertukaran keterampilan dua arah, dengan demikian, ide tentang
berbagi keterampilan (skill sharing), sebuah proses yang dilalui pekerja dan
anggota masyarakat untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan baru yang
dapat diterapkan dalam pengembangan masyarakat.
15. Menghargai proses lokal
Pemaksaan jawaban, struktur dan proses tertentu dari
luar masyarakat jarang sekali berhasil.
Hal ini merupakan salah satu pertimbangan yang mendasar untuk
pengembangan masyarakat; karena segala sesuatu tidak akan berhasil ketika
dipaksakan dari luar, sehingga struktur dan proses berbasis masyarakat
dipandang sebagai alternatif yang lebih tepat. Hal ini menyatakan bahwa
pendekatan pengembangan masyarakat itu sendiri tidak dipaksakan, tetapi harus
benar-benar dikembangkan dari dalam masyarakat, dengan cara yang sesuai dengan
konteks yang spesifik dan sangat peka terhadap budaya masyarakat lokal, tradisi
dan lingkungan.
16. Partisipasi
Demokrasi partisipatif dan partisipasi
semua orang dalam aktivitas masyarakat merupakan cita-cita yang sangat penting
dalam pengembangan masyarakat.
Pekerja masyarakat wajib memahami
kompleksitas partisipasi, cara yang diperjuangkan dan tujuan yang berbeda
hendak dicapai. Sebuah analisis partisipasi pemberdayaan sangatlah penting.
Suatu apresiasi dari serangkaian pengetahuan dan keterampilan sangat diperlukan
untuk memaksimalkan partisipasi dan penggunaan keterampilan ini menjadi sentral
untuk proses bottom-up. Pemahaman tentang halangan dan faktor-faktor yang
mendukung partisipasi akan memungkinkan partisipasi yang lebih efektif dan
penuh dalam layanan dan program berbasis masyarakat.
¥ Prinsip-prinsip
Proses
Pengembangan masyarakat secara mendasar yaitu
berkenaan dengan proses bukan akibat/hasil, tentang titik awal, bukan titik
akhir, dan oleh sebab itu kebanyakan dari prinsip praktik terpenting memiliki
fokus pada gagasan proses.
17.
Proses, hasil
dan visi
Ketegangan antara proses dan hasil telah menjadi isu
utama dalam kerja masyarakat. Pendekatan
yang pragmatis cenderung menekankan hasil; apa yang dilihat sebagai yang
terpenting adalah hasil yang benar-benar dicapai, dan bagaimana hasil tersebut
dicapai relatif tidak penting. Pandangan ini dicetuskan oleh Alinsky yang
berpendapat bahwa tujuan itu sangat penting, dan satu-satunya alasan untuk
berpikir tentang sarana terkait dengan efektifitas mereka dalam mencapai tujuan
yang diinginkan; isu-isu etik dan masalah-masalah yang berorientasi pada proses
secara spesifik lainnya, menjadi tidak relevan.
Pemusatan pada proses dapat menyebabkan siapapun
untuk tidak memperhatikan visi pokok, dan dapat menghasilkan obsesi dengan
proses dan mengabaikan konteks struktural.
Hal ini sangat bersifat konservatif maupun tidak efektif dalam
menciptakan perubahan yang progresif. Sangat penting bahwa, proses selalu
diletakkan dalam konteks yang lebih luas, yang menggunakan analisis struktural.
Oleh karena itu, sangat penting membicarakan visi, bukan hasil; hal ini memang
kurang spesifik dibanding gagasan mengenai hasil, tetapi masih menekankan
pentingnya menempatkan gagasan mengenai dimana kita memulai, dan untuk apa
semua itu. Dalam setiap visi yang dilakukan, kerja masyarakat harus selalu
dilibatkan dalam konteks visi.
18. Integritas proses
Proses dalam masyarakat lebih penting daripada
hasil, tetapi dalam pengertian sesungguhnya hasil lebih penting; bagaimanapun,
tujuan diharapkan untuk membangun proses masyarakat yang dapat berjalan dengan
baik. Oleh karena itu, proses harus sesuai dngan harapan visi atau hasil
menyangkut isu-isu tersebut seperti keberlanjutan, keadilan sosial, dan hak
asasi manusia.
Proses kerja masyarakat selalu membutuhkan
kecermatan untuk menjamin bahwa integritas proses dipertahankan. Proses
tersebut perlu dikenakan batasan-batasan prinsip ekologis dan keadilan sosial ,
dan perlu dievaluasi secara kritis, untuk apa proses tersebut, mana sarana yang
menembus ilusi akseptabilitas yang kadang diciptakan oleh bahasa teknis atau
profesional.
19. Menumbuhkan kesadaran
Prinsip penumbuhan kesadaran dapat mendasari semua
pengembangan masyarakat. Prinsip ini tidak harus dipertimbangkan secara cermat,
yang disebut seperti (kelompok peningkatan kesadaran), meskipun terkadang menjadi
layak .
Penumbuhan kesadaran mencoba membantu orang-orang
untuk bersama-sama menemukan pengalaman hidup mereka, dan menghubungkan antara
pengalaman mereka dengan struktur atau wacana kekuasaan dan penindasan, dengan
suatu pandangan untuk menciptakan ruang untuk aktivitas yang efektif untuk
perubahan. Ada empat aspek atau tahapan penumbuhan kesadaran : hubungan
personal dan politik, mengembangkan hubungan dialogis, berbagi pengalaman
tentang penindasan dan membuka kemungkinan untuk bertindak.
Prinsip yang perlu ditekankan yaitu penumbuhan
kesadaran merupakan suatu bagian esensial dari pemberdayaan, dan oleh karena
itu, menjadi bagian yang sangat penting dari pengembangan masyarakat.
20.
Kerja sama dan
konsensus
Perspektif ekologis dan pendekatan tanpa kekerasan
keduanya menekankan pentingnya struktur kooperatif, bukan struktur kompetitif.
Banyak struktur, proses, dan institusi masyarakat modern dibangun berdasarkan
pada asumsi tentang kebaikan kompetisi, struktur kompetitif ini meliputi sistem
pendidikan, ekonomi, bisnis, pekerjaan, media, seni, rekreasi dan perawatan
kesehatan. Jadi, pengembangan masyarakat tanpa kekerasan dan ramah lingkungan
mempertanyakan asumsi inti dari berbagai institusi yang mendasar.
Kerjasama yang menguntungkan dapat menghasilkan mufakat.
Dalam kenyataanya, mufakat dapat dipandang sebagai bentuk kerjasama tertentu,
yakni kerjasama dalam membuat keputusan, sementara pendekatan konflik dapat
dilihat sebagai suatu model pembuatan keputusan yang kompetitif.
21. Langkah pembangunan
Konsekuensi
alamiah dari perkembangan organis yaitu bahwa masyarakat itu sendiri yang harus
menentukan langkah untuk melakukan perkembangan. Usaha untuk mendorong proses
pengembangan masyarakat terlalu cepat dapat menghasilkan proses yang
dikompromikan, masyarakat yang kehilangan rasa memiliki proses itu, dan
hilangnya komitmen oleh orang-orang yang terlibat. Pengembangan masyarakat yang
berhasil akan menggerakkan masyarakatnya, dan pekerja masyarakat yang sukses
akan mampu menilai langkah dan tindakan yang selaras, tidak mendorong
masyarakat untuk bergerak lebih cepat daripada dinamika yang dimiliki.
22. Perdamaian dan anti kekerasan
Untuk menciptakan masyarakat yang mendasarkan pada
prinsip-prinsip tanpa kekerasan, proses tanpa kekerasan perlu digunakan; tujuan tanpa kekerasan tidak bisa dipenuhi
dengan menggunakan cara-cara kekerasan. Gagasan tentang kekerasan struktural
berarti bahwa struktur dan institusi sosial dapat dipandang sebagai kekerasan
oleh mereka sendiri. Suatu masyarakat yang memaksa, atau masyarakat yang
menindas orang-orang dipandang sebagai kekerasan dalam hal ini, meskipun
mungkin tidak menggunakan kekerasan yang terang-terangan. Oleh karena itu,
ketimpangan yang menyolok dalam distribusi kekayaan dan kesempatan, sexism,
rasisme dan bentuk-bentuk lain dari struktur yang mengerikan menggambarkan
bentuk kekerasan.
Dari perspektif pengembangan masyarakat,
mengupayakan perubahan struktur kekerasan maupun berupaya mencegah kekerasan
melalui cara-cara tanpa kekerasan sangat penting bagi pengembangan masyarakat.
Hal ini berarti taktik Alinsky mengenai konflik yang mengkristal dan
memprovokasi tidak dapat diterima dengan wajar dalam pengembangan masyarakat.
Ini berarti bahwa proses harus mencoba untuk menegaskan, bukan menyerang, untuk
mencakup, bukan mengucilkan, bekerja berdampingan, bukan bersaing, dan
menengahi, bukan menghadapi. Hal ini berarti bahwa pertemuan, diskusi, dan
bentuk-bentuk lain dari interaksi akan memiliki format yang berbeda.
23. Inklusivitas
Inklusivitas merupakan salah satu prinsip penting
dari perspekif tanpa kekerasan. Penerapan prinsip inklusivitas untuk
pengembangan masyarakat mengharuskan bahwa proses yang berjalan selalu mencoba
untuk merangkul, bukan mengucilkan; semua orang pada hakikatnya dihargai
sekalipun mereka menyampaikan pandangan yang berseberangan, dan orang-orang
dimungkinkan memiliki ruang/peluang untuk mengubah posisi mereka dari sebuah
persoalan tanpa ‘wajah kekalahan’.
24. Membangun masyarakat
Prinsip membangun masyarakat yaitu bahwa proses
pengembangan masyarakat seharusnya selalu berupaya menyadarkan orang-orangnya,
memperkuat ikatan di antara anggota-anggotanya, dan menekankan ide tentang
saling ketergantungan, yakni ide bahwa manusia sungguh-sungguh tergantung satu
dengan lainnya dalam banyak hal yang berbeda, beberapa kebutuhan saling
ketergantungan tersebut diatasi oleh pasar dan kebutuhan lainnya tidak. Dari
sudut pandang ini, ide kemandirian merupakan mitos dan kita seharusnya
merayakan saling ketergantungan dan mencoba memperkuat hubungan diantara
orang-orang, yakni melalui membangun masyarakat (community building).
Semua segi pengembangan masyarakat dapat melalui
community building. Hal ini meliputi mengambil setiap kesempatan untuk saling
memperkenalkan diri; memberi kesempatan bagi mereka untuk berbicara, mencoba
membuat kegiatan yang berorientasi pada kelompok (group oriented), bukan
individualis, dan upaya membentuk team-building.
¥ Prinsip-prinsip
Global dan Lokal
Saat ini, hubungan antara global dan lokal merupakan
bagian yang signifikan dari semua praktik pengembangan masyarakat, dan perlu
menjadi bagian dari kesadaran setiap pekerja masyarakat. Pemahaman atas
globalisasi dan pengaruhnya, dan kesadaran tentang bagaimana isu-isu
internasional mempengaruhi penerapannya, sangat
penting terhadap pengembangan masyarakat, dan jika pekerja masyarakat ingin
tetap relevan dalam abad XXI, mereka perlu menerapkan dari perspektif
internasional.
25. Menghubungkan yang global dan lokal
Dalam dunia global, praktik pengembangan masyarakat
tidak dapat mengabaikan isu global, bagaimanapun, perhatian lokal harus
ditampakkan. Kekuatan kekuatan global mempengaruhi semua masyarakat, dan faktor
pendukung atas persoalan dan isu yang dihadapi masyarakat. Oleh karena itu,
dalam memahami suatu masyarakat, seorang pekerja harus mampu memahami global
maupun lokal, dan bagaimana keduanya saling memengaruhi/berinteraksi. Ada
banyak pendekatan yang dapat diterapkan
untuk praktik global/lokal, seperti banyak hal dalam pengembangan masyarakat,
tidak ada prosedur “bagaimana melakukannya” dengan mudah, tetapi isu isu yang
berbeda, dalam konteks yang berbeda akan mengarahkan pada pendekatan yang
berbeda pula untuk pelaksanaan. Poin penting bagi pekerja masyarakat adalah
selalu menyadari hubungan antara lokal dan globa, dan menyelidiki cara cara yang
dapat menghubungkan masyarakat dengan gerakan global untuk perubahan.
26. Praktik anti-kolonialis
Kolonialisme dapat memengaruhi pekerja masyarakat dalam
berbagai bentuk; hal ini tidak terbatas pada kerja masyarakat internasional
meski dalam konteks itu kolonialisme bisa menjadi paling nyata. Pekerja
masyarakat mungkin menjajah orang-orang yang bekerja dengan mereka, mengambil
alih agenda, merendahkan budaya dan pengalaman yang dimiliki masyarakat,
menelanjangi orang-orang dari identitas yang dimilikinya.
Komentar
Posting Komentar