Definisi, Karakteristik, Klasifikasi dan Kekuasaan Kelompok
A.
Definisi Kelompok
1.
Menurut Hernert Smith bahwa “kelompok
adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai kemampuan
untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi”.
2.
Menurut DeVito (1997) kelompok merupakan
sekumpulan individu yang cukup kecil bagi semua anggota untuk berkomunikasi
secara relatif mudah. Para anggota saling berhubungan satu sama lain dengan
beberapa tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi atau struktur
diantara mereka. Kelompok mengembangkan norma-norma, atau peraturan yang
mengidentifikasi tentang apayang dianggap sebagai perilaku yang diinginkan bagi
semua anggotanya.
3.
Menurut Johnson and Johnson (1991)
kelompok adalah dua atau lebih individu yang saling berinteraksi, saling
tergantung, menetapkan dirinya atau ditetapkan oleh orang lain sebagai anggota
kelompok, membagi norma tentang kepentingan bersama dan berpartisipasi dalam
sistem peran, saling mempengaruhi satu sama lain, menemukan reward kelompok dan
untuk mencapai tujuan umum.
4.
Sejumlah orang yang memiliki kesamaan
norma, nilai, dan harapan-harapan, serta melakukan interaksi secara sadar dan
teratur. (Richard T. Schaefer dalam H.B. Trecker,1960)
5.
Sebagai dua orang atau lebih, yang
terlibat dalam suatu hubungan yang
berwujud interaksi psikhis. Hubungan tersebut dapat dimengerti dan dibedakan
dari hubungan-hubungan yang mereka lakukan dengan orang lain, sehingga mereka
sebagai suatu kelompok yang dipandang sebagai suatu kesatuan (Earl E. Eubank)
6.
Suatu kelompok menjadi “kelompok” (dalam
arti bukan sekedar kumpulan individu-individu), bilamana kelompok itu membentuk
suatu pola relasi, ikatan, atau kekuatan tertentu yang memberikan kepada
individu-individu anggotanya suatu perasaan kebersamaan dan perasaan ikut
memiliki (Gisela Konopka, 1954)
B.
Karakteristik Kelompok
1.
Umum
a.
Terdiri dari dua orang atau lebih dalam
interaksi sosialbaik secara verbal
maupun non-verbal.
b.
Anggota kelompok harus mempunyai
pengaruh satu sama lain supaya dapat diakui menjadi anggota suatu kelompok
c.
Mempunyai struktur hubungan yang stabil
sehingga dapat menjaga anggota kelompok secara bersama dan berfungsi sebagai
suatu unit.
d.
Anggota kelompok adalah orang yang
mempunyai tujuan atau minat yang sama.
e.
Individu yang tergabung dalam kelompok,
saling mengenal satu sama lain serta dapat membedakan orang-orang yang bukan
anggota kelompoknya.
2.
Ciri-ciri kelompok yang dibimbing atau
dibina oleh pekerja social kelompok adalah:
a.
Kelompok Kecil (Small Group), bukan
organisasi, apalagi masyarakat. Kelompok kecil biasanya berukuran lima sampai
tujuh orang, atau enam sampai delapan.orang.
b.
Kelompok Sosial (Social Group), bukan
kelompok statistic (menurut jenis kelamin, usia, dan lain-lain), dan bukan pula
kumpulan (seperti sekumpulan remaja sedang berbincang dipinggir jalan).
c.
Kelompok yang terorganisasi (organized
group), bukan kelompok yang tidak terorganisasi (unorganized group). Maksudnya
adalah setelah kelompok terbentuk, kemudian diorganisasikan.
d.
Kelompok yang sengaja dibentuk (involuntary
group), bukan kelompok yang dibentuk secara alamiah (voluntary group). Artinya
keluarga dan kelompok sebaya (peer group) bukan sasaran pekerja social
kelompok.
C.
Klasifikasi Kelompok
1.
Umum
a.
Kelompok primer
Kelompok
primer adalah kelompok yang jumlah anggotanya sedikit, walaupun tidak setiap
kelompok yang anggotariya sedikit adalah kelompok primer. Hubungan antaranggota
bersifat personal (saling kenal secara
pribadi) dan mendalam, diwarnai oleh kerja sama, sering bertatap muka dalam
waktu lama, sehingga terbangun keterlibatan perasaan yang dalam. Tujuan
berkelompok adalah membangun hubungan personal itu sendiri.Walaupun kadang
terjadi konflik, namun masing-masing anggota kelompok primer menunjukkan
perhatian yang tulus terhadap kesejahteraan sesama anggota.Jadi, hubungan dalam
kelompok primer bersifatinformal, intim/akrab, personal, dan total.Contoh
kelompok primer adalah Keluarga, Kelompok teman, Sepermainan.
b.
Kelompok sekunder
Kelompok
sekunder adalah kelompok yang jumlah anggotanya banyak.Hubungan antaranggota
bersifat impersonal (tidak saling kenal secara pribadi), lebih diwarnai oleh
kompetisi, jarang bertatap muka dalam waktu lama, sehingga tidak terbangun
hubungan yang emosional. Hubungan yang ada lebih bersifat fungsional, artinya
orang bukan dilihat dan segi “siapanya” melainkan lebih dilihat dan segi “apa
kegunaannya” bagi pencapaian tujuan kelompok. Tujuan berkelompok adalah untuk
mencapai tujuan tertentu, sehingga kelompok lebih berperan sebagai sarana bukan
tujuan.Hubungan dalam kelompok sekunder bersifat formal, impersonal, parsial,
dan dilandaskan pada kemanfaatan kelompok semata. Contoh kelompok sekunder
adalah organisasi buruh, universitas,
sekolah, dll.
c.
In-group
Semua
kelompok di mana seseorang merasa menjadi anggotanya dan mengharapkan
pengakuan, kesetiaan, dan pertolongan.
d.
Out-group
Semua
kelompok di mana seseorang merasa bukan sebagai anggotanya dan mungkin akan
menunjukkan permusuhan, kompetisi damai, atau sekedar merasa berbeda.
e.
Kelompok Formal
Kelompok
yang terbentuk yang didalamnya terdapat struktur yang resmi dan komitmen terhadap lembaga atau
organisasi. Didalam kelompok formal dikenal dengan kelomp komando dan kelompok
tugas.
f.
Kelompok Informal
Kelompok
yang terbentuk akibat adanya kebutuhan kontak sosial yang dilakukan oleh orang-orang
didalamnya.Ini menunjukan bahwa kelompok informal tidak memiliki struktur yang
relevan.
g.
Kelompok Terbuka
Kelompok
yang mampu menerima pembaharuan dan perubahan dari lingkungan sekitar. Kelompok
ini menganggap bahwa perubahan yang dijadikan sebagai suatu masukan akan
menjadi aspek positif yang mampu mengembangkan kelompok.
h.
Kelompok Tertutup
Kelompok
yang berkemungkinan kecil menerima pembaharuan dari lingkungan sekitar. Ini
menunjukkan bahwa kelompok lebih cenderung survive pada budaya kelompk tersebut.
2.
Ditangani oleh pekerja sosial
a.
Social Conversation
b.
Recreation Group
c.
Recreation Skill Group
(kelompok-kelompok rekreasi ketrampilan)
d.
Educational Group(kelompok pendidikan)
e.
ProblemSolvingandDecision-Making Groups
f.
Self-HelpGroups
g.
SocializationGroups
h.
Therapeutic Groups
D.
Kekuasaan Kelompok dan Jenis-Jenisnya
1.
Definisi
a.
Weber: kemungkinan dimana seseorang di
dalam hubungan sosialnyamempunyai posisi untuk melakukan keinginannya tanpa
perlawanan
b.
Buckley: kendali atau pengaruh atas
perilaku orang lain untuk mendukung pandangan seseorang tanpa sepengetahuan
mereka, bertentangan dengan keinginan atau pemahaman mereka
c.
Kipnis: interaksi antara dua pihak,
pemegang kekuasaan dan target person, dimana perilaku tadi diarahkan oleh
pemegang kekuasaan
d.
Kekuasaan koersif: memaksa,
bentuk-bentuk legitimasi dari pengaruh sosial, seperti ancaman, hukuman.
2.
Jenis Kekuasaan
Menurut
French dan Raven, ada lima jenis kekuasaan, yaitu :
a.
Reward power
Tipe
kekuasaan ini memusatkan perhatian pada kemampuan untuk memberi ganjaran atau
imbalan atas pekerjaan atau tugas yang dilakukan orang lain. Kekuasaan ini akan
terwujud melalui suatu kejadian atau situasi yang memungkinkan orang lain
menemukan kepuasan. Dalam deskripsi konkrit adalah ‘jika anda dapat menjamin
atau memberi kepastian gaji atau jabatan saya meningkat, anda dapat menggunkan
reward power anda kepada saya’. Pernyataan ini mengandung makna, bahwa
seseorang dapat melalukan reward power karena ia mampu memberi kepuasan kepada
orang lain.
b.
Coercive power
Kekuasaan
yang bertipe paksaan ini, lebih memusatkan pandangan kemampuan untuk memberi
hukuman kepada orang lain. Tipe koersif ini berlaku jika bawahan merasakan
bahwa atasannya yang mempunyai ‘lisensi’ untuk menghukum dengan tugas-tugas
yang sulit, mencaci maki sampai kekuasaannya memotong gaji karyawan. Menurut
David Lawless, jika tipe kekuasaan yang poersif ini terlalu banyak digunakan
akan membawa kemungkinan bawahan melakukan tindakan balas dendam atas perlakuan
atau hukuman yang dirasakannya tidak adil, bahkan sangat mungkin bawahan atau
karyawan akan meninggalkan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
c.
Referent power
Tipe
kekuasaan ini didasarkan pada satu hubungan ‘kesukaan’ atau liking, dalam arti
ketika seseorang mengidentifikasi orang lain yang mempunyai kualitas atau persyaratan
seperti yang diinginkannya. Dalam uraian yang lebih konkrit, seorang pimpinan
akan mempunyai referensi terhadap para bawahannya yang mampu melaksanakan
pekerjaan dan bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan atasannya.
d.
Expert power
Kekuasaa
yang berdasar pada keahlian ini, memfokuskan diripada suatu keyakinan bahwa
seseorang yang mempunyai kekuasaan, pastilah ia memiliki pengetahuan, keahlian
dan informasi yang lebih banyak dalam suatu persoalan. Seorang atasan akan
dianggap memiliki expert power tentang pemecahan suatu persoalan tertentu,
kalau bawahannya selalu berkonsultasi dengan pimpinan tersebut dan menerima
jalan pemecahan yang diberikan pimpinan. Inilah indikasi dari munculnya expert
power.
e.
Legitimate power
Kekuasaan
yang sah adalah kekuasaan yang sebenarnya (actual power), ketika seseorang
melalui suatu persetujuan dan kesepakatan diberi hak untuk mengatur dan
menentukan perilaku orang lain dalam suatu organisasi. Tipe kekuasaan ini
bersandar pada struktur social suatu organisasi, dan terutama pada nilai-nilai
cultural. Dalam contoh yang nyata, jika seseorang dianggap lebih tua, memiliki
senioritas dalam organisasi, maka orang lain setuju untuk mengizinkan orang
tersebut melaksanakan kekuasaan yang sudah dilegitimasi tersebut.
Komentar
Posting Komentar